Senin, 15 November 2010

Ozon Di Bumi

Tanggal 16 September 2007 lalu ditetapkan sebagai Hari Ozon Internasional. Penetapan ini dirasa perlu mengingat makin gentingnya ozon, gas selimut bumi yang bertugas melindungi bumi dari terjangan radiasi matahari. Kegentingan ozon ini ditandai dengan ditemukannya lubang ozon di Antartika yang mencapai luas 29,5 juta kilometer persegi pada tahun 1985.
Pada tahun 1989, juga ditemukan kerusakan ozon yang parah di daerah Kutub Utara. Kerusakan ini sangat membahayakan karena menyebabkan meningkatnya suhu bumi (global warming). Bila keadaan ini terus dibiarkan berlarut-larut, beberapa tahun lagi volume es kutub yang mencair akan semakin besar. Menyebabkan naiknya permukaan laut, menenggelamkan pulau-pulau dan dataran rendah. Kerusakan ozon merupakan sinyal tanda bahaya yang harus cepat ditanggapi penduduk bumi.

Ozon, apa sih itu?
Ozon (O3) adalah molekul unsur yang terdiri dari tiga atom oksigen. Ozon merupakan gas beracun yang membahayakan paru-paru. Molekul ozon banyak terdapat di lapisan stratosfir, sekitar 19 hingga 45 km dari permukaan bumi. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.
Walaupun berbahaya bagi manusia, ozon memiliki peranan penting dalam melindungi kehidupan di bumi. Gas ini mampu melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Karena itu, jika lapisan ini rusak, akan sangat membahayakan kehidupan di Bumi.

Ozon Retak, Bumi Rusak
Data ilmiah menunjukan, terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia, seperti CFC, Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara  dapat menyebabkan rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Setiap satu molekul CFC misalnya, mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Akibat hal ini, berjuta-juta molekul ozon mengalami kerusakan setiap menitnya sehingga menyebabkan  peningkatan intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi. Apabila manusia terpapar oleh sinar ini, maka akan mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit kanker kulit, katarak mata, dan menurunnya ketahanan tubuh. Dengan cara yang sama sinar UV akan menurunkan produktifitas pertanian, merusak rantai  makanan di laut, dan merusak bahan-bahan seperti plastik dan sebagainya.
Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata, meluasnya penyakit infeksi serta pertambahan kasus kanker kulit. Demikian juga vaksinasi terhadap sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasilguna. Dengan lebih banyak radiasi gelombang pendek UV-B, akan memicu reaksi  kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat  mengakibatkan penambahan jumlah reaksi  fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan.  Penipisan lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman lambat pertumbuhannya dan  sebagian mungkin akan menjadi kerdil. Hasil sejumlah tanaman budidaya akan menurun dan hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut, radiasi dengan intensitas tinggi akan merusak atau membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi  plankton yang menjadi dasar dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami dampak buruk, sehingga menyebabkan pengaruh berantai untuk seluruh jaringan makanan hewan laut. Radiasi UV akan menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap karbondioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat yang  menyebabkan pemanasan global.
Begitu gentingnya keadaan dunia saat ini, karena itu tak zamannya lagi untuk tidak peduli lingkungan hidup. Untuk menyelamatkan bumi yang sekarat ozon, kita perlu bertindak nyata. Seperti berhenti memakai parfum semprot yang mengandung gas perusak ozon, atau menyarankan ayah dan ibu memakai produk elektroik yang non CFC. Satu tindakan kecil, akan membawa dampak nyata bagi keberlangsungan hidup manusia.

Kutub Mulai Mencair

Es Di kutub utara dan selatan kalau di satukan besarnya mungkin sebesar benua Asia. Bayangkan es itu merupakan daratan cair yang membeku, nah bagaimana jadinya jika es mencair akibat suhu bumi meningkat panas (global warming), maka permukaan air akan meningkat, jumlah air bertambah, air laut akan meninggi, kota-kota di pesisir pantai akan tenggelam. Penduduk berbondong-bondong mendirikan rumah di perbukitan dan pegunungan. hutan habis ditebang, tak ada lagi penyuplai oksigen untuk manusia bernapas, tak ada lagi tebalnya atmosfer yang melindungi bumi dari sinar panasnya, permkaan bum semakin panas hutan-hutanpun terbakar, bumi semakin panas. inikah tandanya kiamat sudah dekat??

Fenomena Pecahnya pulau ES di Kutub Utara. pulau es yang pecah sebagian di gletser peterman greendland tentu saja mengejutkan bagi sebagian orang. mencairnya ES di kutub utara memang tak bisa dihindari karena kian kroposnya bumi ini. Sebuah pulau es, yang berukuran 4 kali kota Manhatan, dengan tebal setengah dari tinggi bangunan Empire State, telah terpisah dari gletser utama Greenland.
Gambar satelit menunjukan gletser Peterman, yang terletak 1000 kilometer sebelah selatan kutub utara, telah kehilangan seperempat bagiannya. Pulau es tersebut mengandung air yang bisa mencukupi kebutuhan air di AS selama 120 hari.Para ilmuwan berkata, sulit ditentukan apakah fenomena ini disebabkan oleh pemanasan global. Catatan tentang gletser dan air dibawahnya masih terlalu dini untuk dijadikan bukti.Namun, terpisahnya es dari Greenland diperkirakan akibat aliran air dibawah gletser tersebut.
Pulau es baru ini memiliki luas 100 meter persegi, dengan tebal lebih dari 600 kaki.
Ratusan gunung es terpisah dari gletser Greenland setiap tahun. Pemisahan pulau es sebesar ini terakhir kali terjadi pada tahun 1962.Pulau es ini dapat menyatu dengan daratan, kemudian terpecah menjadi bongkahan kecil, atau mengapung menghadang kapal.